4 Pendaki Tangguh Indonesia,
Banyak pendaki di Indonesia yang sangat hebat, dari sekian banyak Pendaki di Indonesia, kita dapat melihat 4 pendaki yang patut kita contoh seperti dibawah ini ;
1. Bocah TK yang Berhasil Menaklukkan 10 Gunung Tertinggi di Indonesia
Dua Jempol untuk Arya Cahya Mulyana Sugianto
Hebat, Bocah TK Ini Berhasil Menaklukkan 10 Gunung Tertinggi di Indonesia
LENSAINDONESIA.COM: Mungkin hanya acungan jempol dan rasa kagum dengan semangat bocah asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur ini. Adalah Arya Cahya Mulyana Sugianto, murid Taman Kanak-kanak Pertiwi ini akan mencatatkan namanya sebagai siswa TK yang mendaki 10 puncak gunung di Indonesia.
Arya beserta Tim telah memulainya pendakian pertama di Gunung Ceremai (3.078 Mdpl) di Jawa Barat, setelah sebelumnya dilepas oleh Bupati Pamekasan Kholilurrahman di pendopo pemkab setempat pada Kamis (12/5/2011).
Saat ini Arya telah menaklukan gunung kedua yaitu puncak Gunung Slamet (3432 mdpl) bersama pendaki asal Australia. Ia tiba di puncak pada Minggu (22/5/2011) 08.30 WIB. Setelah menaklukan puncak Gunung Slamet, perjalanan selanjutnya mmenuju puncak Gunung Sindoro (3155 mdpl) di Temanganggung, Jawa Tengah dan puncak Gunung Wonotirto (2000 mdpl).
Kemudian Arya akan melakukan pendakian di puncak Gunung Lawu (3.265mdl), lalu puncak Gunung Rinjani (3.726 mdpl di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pendakian berikutnya ialah ke Gunung Agung (3124 mdpl) di Pulau Bali dan kembali ke Jawa Timur lagi, yakni di Gunung Welirang (3156 mdpl) dan ke puncak Gunung Arjuno di Malang.
Gunung terakhir yang akan didaki Arya ialah Mahameru yang merupakan puncak Semeru, gunung api tertinggi di Jawa, 3676 mdp dan direncanakan pada tanggal 17 Agustus 2011 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, dan akan mengikuti upacara bendera di sana.
Pendakian yang dilakukan bocah cilik bertema “Ekspedisi Cahaya Merdeka 2011″ direncakan akan berlangsung hingga 21 Agustus 2011.
Sebuah semangat yang luar biasa dan mungkin Anda tidak dapat menduganya. Salut buat Arya. tdy/LI-07
http://seni.lensaindonesia.com/2011/08/28/hebat-bocah-tk-ini-berhasil-menaklukkan-10-gunung-tertinggi-di-indonesia.html
2. Putera Indonesia Berkaki Satu Berhasil Taklukkan Gunung Tertinggi di Eropa
Sebagai Kado Terindah Peringatan HUT RI ke-66
LENSAINDONESIA.COM: Setelah berjuang selama hampir delapan jam, tim Ekspedisi Merdeka berhasil mencapai puncak Elbrus di ketinggian 5.642 mdpl.
Pendaki tunadaksa berkaki satu dari Indonesia, Sabar, berjuang sekuat tenaga melawan cuaca yang dengan mudah.
Sabar menginjakkan kakinya di puncak tertingi di benua Eropa itu pada pukul 16.45 waktu Moskow, atau pukul 19.45 WIB.
Sabar Cs berangkat dari kamp Moraine di ketinggian 4.600 mdpl pada pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 12.00 WIB.
Kabar keberhasilan Sabar Cs diterima tim pendamping yang berada di KBRI Rusia di Moskow beberapa saat lalu (Rabu, 17/8) melalui sambungan jaringan telepon satelit.
Adalah pendaki pendamping, Budi Cahyono yang menyampaikan kabar itu kepada promotor Teguh Santosa dan manajer Dar Edi Yoga.
Saat berita ini diturunkan Sabar Cs sedang beristirahat sambil melakukan teleconference dengan Presiden SBY di Istana Negara di Jakarta.
Keberhasilan Sabar mendaki puncak Elbrus dipersembahkannya untuk seluruh bangsa Indonesia, merupakan kado yang indah di HUT ke-66 Republik Indonesia.ari/LI-07
http://www.lensaindonesia.com/2011/08/18/pria-indonesia-berkaki-satu-berhasil-taklukkan-gunung-tertinggi-di-eropa.html
3. Wanita Indonesia Penakluk Pertama Everest Bagian Asia Tenggara
Clara Sumarwati (lahir di Jogjakarta, 6 Juli 1967; umur 44 tahun) adalah pendaki gunung asal Indonesia. Clara mencatatkan diri sebagai pendaki gunung wanita dari Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai puncak Everest pada tahun 1996.
Masa Kecil dan Pendidikan
Clara adalah anak ke-6 dari 8 bersaudara pasangan Marcus Mariun dan Ana Suwarti. cita-cita Clara sewaktu kecil adalah menjadi ahli hukum, tetapi ia tidak bisa menolak ketika kakak laki-lakinya menyekolahkannya di Universitas Atmajaya jurusan Psikologi Pendidikan.
[sunting] Karier kependakian gunung
Saat kuliah ia ingin menjadi pembimbing dan juru konseling di SMU. Tetapi begitu lulus universitas di tahun 1990, haluannya samasekali berubah ketika ia gabung dengan ekspedisi pendakian gunung ke puncak Annapurna IV (7.535 meter) di Nepal. Rekannya, Aryati, berhasil mencatatkan diri sebagai perempuan Asia pertama yang mencapai puncak itu pada tahun 1991. Pada Januari 1993, Clara bersama tiga pendaki puteri Indonesia lainnya menaklukkan puncak Aconcagua (6.959 meter) di pegunungan Andes, Amerika Selatan.
[sunting] Menaklukkan Everest
Sebenarnya pendakian Everest tahun 1996 itu bukan ekspedisi Everest yang pertama bagi Clara. Pada tahun 1994, ia bersama lima orang dari tim PPGAD (Perkumpulan Pendaki Gunung Angkatan Darat) berangkat tetapi hanya mampu mencapai ketinggian 7.000 meter karena terhadang kondisi medan yang teramat sulit dan berbahaya di jalur sebelah selatan Pegunungan Himalaya (lazim disebut South Col). Kegagalan mencapai puncak ini justru membuat Clara Sumarwati semakin penasaran dan bercita-cita untuk mengibarkan Merah-Putih di puncak Everest pada 17 Agustus 1995, tepat 50 tahun Indonesia merdeka. Sebanyak 12 perusahaan ia hubungi waktu itu untuk mendapatkan sponsor. Biaya yang ia butuhkan tidak sedikit, mencapai Rp 500 juta, karena memang segitulah biaya yang harus dikeluarkan siapa pun yang ingin menaklukkan Everest waktu itu. Tidak ada jawaban. Menurut Clara, bahkan ada pihak perusahaan yang meragukan kemampuannya sehingga enggan memberi sponsor.
Salah satu pihak yang ia hubungi untuk sponsor adalah Panitia Ulang Tahun Emas Kemerdekaan Republik Indonesia, yang dibawahi Sekretariat Negara. Clara dipanggil menghadap pada bulan Agustus 1995 dan mendapat konfirmasi bahwa Pemerintah bersedia mensponsori ekspedisinya. Sertamerta Clara menjadwal-ulang ekspedisi yang seharusnya memancang bendera Indonesia di tahun 1995. Ia mencanangkan ekspedisi berangkat di tahun berikutnya, pada bulan Juli 1996. Ternyata pengunduran jadwal itu mempunyai makna tersendiri karena pada tahun 1995 itu terjadi badai dahsyat di Himalaya yang menewaskan 208 pendaki dari berbagai negara.
Akhirnya Clara Sumarwati menjadikan dirinya orang Asia Tenggara yang pertama sampai di puncak Everest, yaitu pada tanggal 26 September 1996. Namanya dan tanggal pencapaiannya tercatat antara lain di buku-buku Everest karya Walt Unsworth (1999), Everest: Expedition to the Ultimate karya Reinhold Messner (1999) dan website EverestHistory.com, sebuah referensi andal akan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendakian gunung di dunia.
[sunting] Kesangsian
Kesangsian akan peristiwa bersejarah yang dicatatnya itu datang dari berbagai pihak di tanah air, semata-mata karena dianggap tidak memberi cukup bukti, contohnya seperti foto yang menunjukkan ia memegang bendera yang tertancap di puncak. Namun di berbagai sumber pencatatan dunia, Clara diakui sebagai penakluk puncak Everest ke-836. Masyarakat pendaki gunung internasional pun sudah maklum bahwa Clara adalah orang Indonesia dan juga orang Asia Tenggara pertama yang sampai ke puncak Everest.
[sunting] Masuk rumah sakit jiwa
Clara pertama kali masuk dan dirawat di RSJ pada 1997. Selama di RSJ, dia pun kerap bercerita bahwa dia pernah mendaki Gunung Everest. Namun, ceritanya kerap diabaikan oleh para tenaga medis karena dianggap hanya sebagai bagian dari khayalannya.
Prestasi Clara dan keberadaannya sebagai sosok istimewa yang pernah mengharumkan nama bangsa baru terungkap pada bulan Oktober 2009 ketika ada sejumlah tim penilai pemuda pelopor dari Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga yang datang untuk menilai Poppy Safitri, wakil kontingen Jawa Tengah untuk lomba pemuda pelopor tingkat nasional. Salah satu aktivitas Poppy adalah mengajar tari di RSJ. Dalam kunjungan ke RSJ itulah, salah satu anggota tim mengenali sosok Clara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Clara_Sumarwati
4. Pendaki Gunung Wanita Tertua(kisaran >40thn) Didunia lintas berita
Kelompok ibu-ibu pendaki yang menamakan diri dalam Kelompok Kartini Petualang, menggelar ekspedisi dengan nama "555 Expedition Kartini Petualang," mendaki di 5 puncak gunung di 5 benua, pada usia 50 tahun. Pada Selasa (13/9), tiga pendaki wanita, masing-masing Elyta Gultom (55), Sri Bimastuti Abimanyu (56), dan Cecilia Vita (41) sebagai pendamping, berangkat ke Seatle, USA.
Perjalanan ini adalah dalam rangka mewujudkan niat mereka untuk mendaki Mount Rainier di Washington State, USA. Pendakian ke Mount Rainier ini adalah pendakian kedua dari ekspedisi yang mereka rencanakan, yakni setelah mendaki Mount Damavand di Iran dan mencapai puncaknya pada (25/5) yang lalu. Dan tiga gunung lainnya yang masuk dalam rencana untuk dicapai adalah Mount Kazbek di Rusia, Kilimanjaro di Afrika, dan Ndugu Ndugu (Carstensz Pyramid) di Papua Indonesia.
Rencana pendakian ke Mount Rainier ini akan dilaksanakan selama lima hari pendakian yang akan dimulai pada, Kamis (15/9). “Mudah-mudahan kami bisa mencapai puncak sekitar 17 September atau 18 September,” ujar Yta Gultom, yang juga merangkap sebagai Ketua Ekspedisi. "Dan mudah-mudahan pada (19/9) sudah dapat menyelesaikan ekspedisi ini,” tambahnya. Mount Rainier dengan ketinggian 4803 mdpl, adalah gunung berapi terbesar di Amerika, yang terletak di Washington State, atau Amerika bagian utara. Sehingga sepanjang tahun tentunya gunung ini selalu diselimuti salju.
“Kami sudah siap untuk menjalani medan-medan salju yang akan kami lalui pada gunung ini,” kata Sri Bimastuti. "Apalagi kami telah merasakan medan-medan salju di Damavand dan juga pada pendakian sebelumnya pada 2010 yang lalu ke Gunung Imja Tse atau lebih dikenal dengan sebutan Island Peak, Pegunungan Himalaya, di Nepal," lanjutnya. “Tentunya kami mohon doa restu kepada seluruh masyarakat Indonesia, utamanya pada masyarakat pendaki di Indonesia,” pungkas Yta Gultom.
http://www.zonaunik.com/2011/09/inilah-pendaki-gunung-wanita-tertua.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar